
Paulo Fonseca Gagal Bawa Milan ke Puncak, Kontrak
Paulo Fonseca Setelah hasil imbang 1-1 yang diraih AC Milan melawan Roma pada Minggu lalu di San Siro, klub raksasa Italia tersebut akhirnya memutuskan untuk memecat pelatih Paulo Fonseca. Keputusan ini datang setelah serangkaian hasil mengecewakan yang membawa Milan terlempar jauh dari jalur juara Serie A, serta tampil buruk di kompetisi Eropa. Fonseca, yang baru ditunjuk pada Juni lalu untuk menggantikan Stefano Pioli, hanya mampu meraih dua kemenangan dari tujuh pertandingan liga terakhir, sebuah catatan yang jelas tak memadai bagi tim dengan ambisi besar seperti Milan IDNSCORE.
Milan saat ini berada di posisi kedelapan klasemen Serie A, tertinggal delapan poin dari empat besar yang menjadi target utama untuk lolos ke kompetisi Eropa musim depan. Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka terpaut 14 poin dari pemuncak klasemen, Atalanta, sebuah jarak yang semakin memperlihatkan kesulitan Milan dalam mengejar ketertinggalan. Sementara itu, performa mereka di Liga Champions tak lebih baik, dengan Milan duduk di posisi ke-12 dalam klasemen grup yang berisikan 36 tim, semakin menambah beban bagi Fonseca yang diharapkan membawa perubahan positif sejak awal musim.
Milan Pecat Fonseca: Proyek Ambisius Kandas di Tengah Jalan
Pemecatan Fonseca diumumkan melalui pernyataan resmi dari Milan pada Senin, yang menyatakan bahwa pelatih asal Portugal tersebut dibebastugaskan dari tugasnya sebagai pelatih kepala tim utama. Pemberhentian ini mengejutkan mengingat Fonseca baru saja melanjutkan kariernya di Milan setelah menghabiskan dua musim di Lille, meskipun sebelumnya ia dikenal sukses membangun tim Roma yang solid. Fonseca diharapkan bisa melanjutkan proyek besar Milan setelah era Stefano Pioli yang berhasil mengantarkan mereka meraih gelar Serie A pada musim 2021/2022, serta finis di posisi kedua meski masih tertinggal jauh dari Inter Milan, sang juara. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ekspektasi tinggi terhadap Fonseca tidak terwujud dalam performa tim.
Keputusan pemecatan ini menggarisbawahi ketegangan yang berkembang di dalam manajemen Milan, di mana harapan untuk kembali ke jajaran elite Eropa dan meraih scudetto begitu besar. Sementara Fonseca menanggapi spekulasi pemecatannya dengan optimisme, ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak takut pada apa pun, namun kenyataannya hasil-hasil buruk yang diraih Milan jelas menjadi faktor penentu keputusan klub. Dengan hanya tujuh kemenangan dari 17 laga yang telah dijalani, Milan semakin terjebak dalam masalah mendalam yang tidak bisa diselesaikan oleh Fonseca dalam waktu singkat.
Milan Cari Juru Selamat Baru: Sergio Conceicao Jadi Pilihan Utama
Kini, Milan harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan besar lainnya. Sumber-sumber internal klub menyebutkan bahwa mantan pelatih Porto, Sergio Conceicao, kemungkinan akan menggantikan Fonseca dalam waktu dekat. Keputusan ini diambil menjelang laga penting mereka di Supercoppa Italiana yang akan digelar akhir pekan ini, sebuah kesempatan untuk memulai kembali di bawah kepemimpinan yang baru. Sergio Conceicao, yang dikenal dengan gaya kepelatihan energik dan ambisius, diharapkan mampu mengembalikan Milan ke jalur kemenangan dan memperbaiki posisi mereka di kompetisi domestik maupun Eropa.
Perubahan pelatih ini bukanlah hal yang mudah bagi Milan, yang harus segera bangkit untuk memenuhi ekspektasi tinggi para penggemarnya. Dengan skuat yang terbilang kompetitif, harapan untuk merebut gelar Serie A atau setidaknya mengamankan tempat di Liga Champions musim depan tetap menjadi tujuan utama. Pemecatan Paulo Fonseca menyiratkan bahwa bagi klub sekelas AC Milan, hasil yang tidak memadai tidak akan pernah diterima dengan lapang dada, apalagi dengan sejarah panjang yang mengharuskan mereka berada di puncak persaingan.