Maverick Vinales Soroti Thailand Jadi Magnet Baru
Maverick Vinales Soroti Thailand Jadi Magnet Baru Bagi Pebalap MotoGP
Pembalap MotoGP, Maverick Vinales, merasakan perbedaan mencolok antara popularitasnya di Spanyol dan Thailand. UGDEWA Di Madrid, ia bisa beraktivitas sehari-hari tanpa banyak dikenal, sementara di Bangkok, ia langsung menjadi pusat perhatian.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya antusiasme penggemar MotoGP di Negeri Gajah Putih. Sirkuit Chang Internasional di Thailand telah menjadi langganan seri MotoGP sejak 2018, menyajikan tontonan sengit bagi para penggemar balap motor dunia.
Meski sempat absen dua tahun akibat pandemi, gelaran MotoGP Thailand selalu berhasil menyedot perhatian jutaan pasang mata. Terbukti pada musim lalu, lebih dari 179.000 penonton memadati sirkuit, menjadikannya salah satu seri dengan jumlah penonton terbesar di luar benua Eropa.
Sebuah babak baru akan dimulai di MotoGP. Mulai musim 2025, Sirkuit Buriram di Thailand akan menjadi tuan rumah pembuka musim selama dua tahun ke depan. Kehadiran Somkiat Chantra sebagai pembalap kelas utama pertama dari Thailand pada tahun yang sama semakin menambah semarak balapan di Negeri Gajah Putih.
Vinales: Asia Tenggara Kunci Masa Depan MotoGP
Vinales, melihat potensi besar dalam mengembangkan MotoGP dengan memulai musim di Asia Tenggara. Menurutnya, antusiasme penggemar balap motor di kawasan ini sangat tinggi dan tidak tertandingi, sehingga bisa menjadi langkah strategis untuk memperluas basis penonton MotoGP.
Vinales memprediksi akhir pekan balapan kali ini akan dipenuhi oleh para penggemar. Mengingat antusiasme yang luar biasa pada tahun lalu, ia yakin sirkuit akan kembali dipadati penonton. Baginya, daya tarik MotoGP tidak hanya terletak pada trek balapnya saja.
Vinales merasa lebih terkenal di Bangkok dibandingkan di Madrid. Ia mengatakan banyak orang di Thailand yang mengenalinya sebagai pembalap MotoGP, sedangkan di Spanyol, dia bisa beraktivitas tanpa banyak diketahui orang. Ini membuktikan bahwa olahraga MotoGP sangat populer di Thailand.
Antusiasme penonton di Asia Tenggara, terutama di Thailand, bukanlah sekadar omong kosong. Data penjualan motor menunjukkan fakta yang mengejutkan. Maverick Vinales Soroti Thailand
Joan Mir, pembalap Repsol Honda, mengungkapkan bahwa pada tahun lalu saja, sebanyak 800.000 skuter Honda terjual di Thailand. Angka ini tentu saja sangat menjanjikan bagi para produsen motor, termasuk mereka yang berkompetisi di ajang MotoGP.
Namun, keputusan untuk memulai musim MotoGP di Thailand pada tahun 2025 juga menimbulkan perdebatan di kalangan pembalap. Aleix Espargaro, pembalap Aprilia, misalnya, memiliki pandangan yang berbeda.
Espargaro mengakui bahwa keputusan untuk memindahkan seri pembuka ke Asia Tenggara merupakan langkah strategis untuk memperluas basis penggemar MotoGP. Namun, ia juga khawatir dengan perbedaan waktu yang cukup signifikan antara Eropa dan Asia.
Selain perbedaan waktu, kondisi fisik pembalap juga menjadi pertimbangan penting. Enea Bastianini, pembalap Ducati, mengakui bahwa memulai musim di Thailand akan menjadi tantangan tersendiri.
Bastianini Optimis, Namun Waspada Cuaca Panas di MotoGP Thailand
Bastianini setuju kalau balapan itu bisa seru. Tapi dia juga bilang kalau cuaca panas bisa bikin semua pembalap jadi lebih capek. Meski begitu, timnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk siap menghadapi balapan itu.
Keputusan untuk memulai musim MotoGP di Thailand tentu saja merupakan langkah berani. Di satu sisi, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan popularitas MotoGP di Asia Tenggara dan menarik lebih banyak penggemar.
Di sisi lain, pembalap harus siap menghadapi tantangan fisik dan perbedaan waktu. Pertanyaannya adalah, apakah keuntungan yang didapat lebih besar daripada tantangan yang harus dihadapi?
Hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, satu hal yang pasti, MotoGP di Thailand akan menjadi salah satu seri yang paling dinantikan oleh para penggemar balap motor di seluruh dunia.