
Benediktus Adi Prianto Dianiaya Oknum Suporter
Benediktus Adi Insiden kekerasan yang memalukan kembali mewarnai dunia sepak bola Indonesia. Kali ini, korban adalah Benediktus Adi Prianto, pemain fisioterapi tim Persib Bandung, yang menjadi sasaran pemukulan oleh oknum suporter di Stasiun Solo Balapan, Senin (29/12/2024) dini hari, usai timnya melawan Persis Solo dalam lanjutan Liga 1 IDNSCORE.
Peristiwa tersebut menambah daftar panjang kekerasan yang mencoreng wajah persepakbolaan Indonesia, yang seharusnya menjadi ajang prestasi, bukan kekerasan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, kejadian tersebut bermula ketika rombongan pemain dan official Persib, termasuk Benediktus, tengah bersiap untuk kembali ke Bandung menggunakan kereta api KA Turangga pukul 22.35 WIB.
Ketika sebagian besar anggota tim sedang mengurus boarding tiket, Benediktus bersama dengan kiper Kevin Mendoza memutuskan untuk singgah sejenak di minimarket Indomaret yang berada di dalam stasiun. Mereka tak menyangka, di luar minimarket itu, mereka akan dihampiri oleh seorang oknum suporter yang diduga tak terima dengan kekalahan tim tuan rumah.
Kekerasan Pecah di Solo, Staf Medis Persib Jadi Korban
Tanpa provokasi yang jelas, oknum suporter tersebut langsung melayangkan pukulan kepada Benediktus yang berada di luar minimarket. Akibatnya, Benediktus mengalami luka serius di pipi kanan. Sementara itu, Kevin Mendoza yang berada di dekatnya, berusaha menghindari situasi berbahaya dengan bersembunyi di dalam minimarket.
Tindak kekerasan ini sungguh tak dapat dibenarkan dan mengejutkan banyak pihak, mengingat status Benediktus yang bukan pemain atau pelatih, melainkan seorang anggota staf medis yang seharusnya tidak menjadi sasaran kekerasan.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi, mengonfirmasi bahwa pelaku pemukulan yang berinisial AMA (23), warga Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, telah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Saat ini, pihak kepolisian tengah mendalami motif dari pelaku dan sedang melakukan proses hukum lebih lanjut untuk memastikan kejadian ini tidak terulang lagi di masa mendatang. Meskipun pelaku sudah ditangkap, kejadian ini menyisakan banyak pertanyaan, terutama terkait dengan pengamanan yang kurang maksimal di area publik seperti stasiun yang menjadi tempat kegiatan banyak orang, termasuk para atlet dan official tim.
Persib Desak Peningkatan Keamanan, Citra Sepak Bola Tercoreng
Manajemen Persib Bandung menanggapi insiden ini dengan tegas. Mereka menyayangkan tindakan kekerasan dan meminta aparat keamanan untuk menindak tegas pelaku. Selain itu, pihak manajemen juga menekankan pentingnya peningkatan pengamanan di setiap aspek aktivitas tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Menurut mereka, kejadian seperti ini tidak hanya membahayakan individu yang terlibat, tetapi juga mencoreng citra sepak bola Indonesia yang sedang berusaha untuk berkembang.
Insiden ini juga menyoroti betapa pentingnya bagi federasi sepak bola Indonesia dan seluruh pihak terkait untuk bekerja sama dalam meningkatkan keselamatan para pemain, official, dan staf tim. Bukan hanya di lapangan, tetapi juga di ruang publik yang berpotensi menjadi tempat terjadinya kekerasan. Keamanan yang lebih baik di area-area sensitif seperti stasiun, bandara, atau tempat umum lainnya menjadi prioritas agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Dari pemikiran yang lebih luas, insiden yang dialami Benediktus Adi Prianto ini mengingatkan kita bahwa sepak bola harus dijauhkan dari kekerasan dan intoleransi. Pendukung setia tim seharusnya menghormati para pemain dan official, bukan melampiaskan emosi dengan cara yang merugikan. Ke depan, semoga kejadian-kejadian semacam ini dapat diminimalkan, dan budaya kekerasan dalam dunia sepak bola Indonesia dapat segera dihapuskan.